METODE KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar
mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita
(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi
(melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah
metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di
dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi.
Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah
metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan
melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan
berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai
contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau
metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai
alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang
wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Sebelum mengenal macam-macam metode
kontrasepsi, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu tentang apa yang
dimaksud dengan kontrasepsi. Secara umum, kontrasepsi dapat diartikan
sebagai alat untuk mencegah agar seorang ibu tidak hamil. Tujuan awal
pencegahan kehamilan ini adalah pengendalian populasi dalam suatu
negara. Ada banyak cara kontrasepsi yang dapat digunakan oleh seorang
wanita, mulai dari kontrasepsi hormonal, kontrasepsi penghalang,
sterilisasi, kontrasepsi oral kombinasi, dan sebagainya. Namun, di sini
kita akan mencoba membahas satu cara kontrasepsi, yaitu kontrasepsi oral
kombinasi atau biasa disebut kontrasepsi pil. Metode yang satu ini
diterapkan kepada pihak wanita dengan cara memberikannya pil untuk
mencegah kehamilan.
Metode Kontrasepsi Oral Kombinasi.
Kontrasepsi oral kombinasi mengandung
preparat progestin dan sintetik estrogen yang bertujuan untuk mencegah
kehamilan dengan menghambat terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur
oleh indung telur melalui ditekannya hormon LH dan FSH, mempertebal
lendir leher rahim (mukosa servikal), serta menghalangi tumbuhnya
lapisan endometrium.
Ketersediaan pil kombinasi juga dapat
dibagi menurut dosis estrogennya, yaitu pil kombinasi yang memiliki
estrogen dosis tinggi dan yang mengandung estrogen dosis rendah. Pil
kombinasi yang memiliki estrogen dosis tinggi biasanya ditujukan kepada
wanita yang biasa mengonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).
Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi
juga bisa dimanfaatkan untuk menangani rasa nyeri saat haid
(dismenorea), metroragia, serta menoragia. Oral kombinasi tidak
disarankan untuk digunakan kepada wanita menyusui, sampai setidaknya
enam bulan setelah melahirkan. Pil oral kombinasi yang dikonsumsi oleh
ibu yang menyusui dapat menurunkan volume air susu dan kandungan zat
lemak serta protein yang terkandung dalam air susu.
Yang Perlu Diperhatikan dari Cara Kontrasepsi Oral Kombinasi.
Dikarenakan meningkatnya resiko
pembentukan pembekuan darah di tungkai, seorang wanita atau ibu yang
tidak menyusui tidak dapat langsung menggunakan kontrasepsi ini, tetapi
harus menunggu minimal tiga bulan setelah melahirkan. Jika satu pil lupa
diminum, dua pil harus segera diminum setelah ibu tersebut ingat. Dan
juga, satu paket pil tersebut harus dihabiskan seperti biasanya.
Kemudian, jika yang terlupa untuk diminum sebanyak dua atau beberapa
pil, satu paket harus tetap dihabiskan.
Akan tetapi, cara kontrasepsi lain harus
digunakan untuk mendukungnya, seperti kondom atau alat kontrasepsi
lainnya. Jadi, sebaiknya wanita harus memahami pantangan-pantangan dari
metode kontrasepsi oral kombinasi agar dapat menerapkannya dengan
sempurna agar program keluarga berencananya dapat berhasil.
0 komentar:
Posting Komentar