Kamis, 04 April 2013

Budidaya Udang Air Tawar ( Lobster )

BUDIDAYA UDANG AIR TAWAR ( LOBSTER )

Lobster air tawar tergolong jenis udang yang mudah untuk dibudidayakan, bukan hanya di lahan yang luas tetapi bisa dikembangkan di lahan yang sempit dan terbatas. Dengan sedikit modal dan kemauan yang kuat, setiap orang sudah bisa membudidayakan lobster air tawar.






Walaupun pembudidaya lobster air tawar sudah mulai menjamur, namun peluang usaha baru masih terbuka lebar karena sampai saat ini produksi lobster belum bisa memasok seluruh permintaan. Lobster air tawar lebih gampang dibudidayakan dan tidak mudah terserang penyakit. Tidak seperti udang windu dan yang lainnya yang membutuhkan lahan luas dalam pembudidayaannya, serta rentan dengan penyakit. Pertumbuhan lobster air tawar pun relatif cepat dan mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang banyak. Satu ekor betina mampu menghasilkan sekitar 200 butir telur setiap satu kali kawin. Dalam setahun induk betina bisa kawin sampai 5 kali.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam pemeliharaan lobster ini, diantaranya seleksi induk, pemeliharaan induk, pemijahan dan pengeraman telur hingga penetasan serta perawatan larva sampai ukuran konsumsi.

SELEKSI INDUK
Awal dari seleksi induk ini, harus bisa membedakan jenis kelamin induk jantan dan betina, misalnya :
Untuk induk jantan terdapat tonjolan pada pasangan kaki jalan kelima dihitung dari capitnya dan biasanya sisi capit ditandai dengan warna merah.
Untuk induk betina terdapat bulatan pada pangkal kaki yang ketiga.
Selain itu yang perlu kita perhatikan dalam seleksi induk adalah :
  1. Induk minimal berumur 7 bulan
  2. Bobot induk jantan diatas 30 gram
  3. Bobot induk betina 20 gram – 30 gram
  4. Kondisi sehat
Selain seleksi induk, hal-hal penting lain dalam  budidaya lobster antara lain:

1. PEMBERIAN PAKAN
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Untuk pagi cukup 30% dan sore 70%, hal ini karena lobster termasuk hewan nocturnal (aktif pada malam hari). Pakan yang diberikan berupa butiran pelet (yang dapat tenggelam dalam air) dan  makanan alami berupa kacang-kacangan, umbi-umbian dan sayuran lainnya yang sebaiknya dimasak terlebih dahulu untuk memudahkan lobster mencernanya.
Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah lobster yang ada. Usahakan tidak  menyisahkan makanan dalam aquarium secara berlebihan, karena akan mempengaruhi kualitas air dan kadar oksigen.

2. KETERSEDIAAN OKSIGEN
Oksigen yang terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam memelihara semua jenis hewan air, termasuk lobster. Oksigen terlarut dapat diperoleh dari aerator, atau alat-alat aquarium lain yang banyak dijual di toko perlengkapan ikan.

3. KUALITAS AIR
Dalam berbudidaya lobster, kualitas air harus senantiasa terjaga. Hal ini untuk menjaga lobster dari berbagai penyakit dan menjaga nafsu makannya.

4. TEMPAT PERSEMBUNYIAN
Lobster merupakan hewan yang membutuhkan tempat untuk bersembunyi, terutama ketika siang hari dan proses molting (pergantian kulit/cangkang).
Tempat persembunyian bisa dibuat dari rooster atau paralaon/PVC dengan ukuran yang disesuaikan dengan tubuh lobster.

5. MOULTING
Proses moulting (pergantian kulit/cangkang) terjadi karena pertumbuhan badan lobster. Pada saat proses moulting lobster mengeluarkan aroma yang amis sehingga mengundang lobster lain untuk memangsanya. Oleh karena itu untuk meminimalisir terjadinya kanibal  perlu diperhatikan kepadatan populasi dan shelter (tempat persembunyian).

6. PEMIJAHAN
Dalam usia sekitar 7 bulan, lobster mulai mencari pasangannya untuk melakukan pemijahan. Oleh karena itu idealnya dalam satu tempat terdapat 3 lobster jantan dan 5 lobster betina.

7. PENGERAMAN
Setelah terjadi proses perkawinan, maka lobster akan meletakkan telur-telur di sirip renangnya dan menutup/melindunginya dengan ekornya. Biasanya proses pengeraman terjadi satu hingga satu setengah bulan.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More