Senin, 25 Maret 2013

Konstruksi Perkerasan Dengan Telford

Cara Perkerasan Jalan Baru Dengan Telford

Pencipta / penemu perkerasan jalan telford adalah Thomas Telford (1757-1834) adalah seorang insinyur Skotlandia yang ahli dalam pembuatan jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya seperti jembatan lengkung.
Prinsip tersebut yaitu menyusun batu-batu belah yang dipasang berdiri secara berdesakan, dan pemasangannya menggunakan tangan. Konstruksi ini sangat berhasil dan kemudian disebut Sistem Telford.
Sistem telford banyak dimanfaatkan di Indonesia, khususnya pada jalan-jalan pedesaan.

Konstruksi perkerasan dengan telpord menggunakan  Konstruksi Telford yaitu susunan batu pecah berukuran besar (10/15 dan 15/20) disusun berdiri dengan batu pecah yang lebih kecil mengisi rongga diatasnya sehingga rata, kemudian dipadatkan/digilas dengan mesin gilas, selanjutnya ditabur sirtu diseluruh permukaan untuk dibabar basah.

Pada umumnya mempunyai ketentuan sbb. :

  • Lebar minimal    lebih dari    2,5 m    -    3,0 m
  • Untuk tanah keras dipakai tebal konstruksi 15 cm
        batu tepi ukuran 15 – 20 cm
        batu kunci 3 – 5 cm
  • Untuk tanah sedang dipakai tebal konstruksi 20 cm
        batu tepi ukuran 20 – 30 cm
        batu kunci 5 – 7 cm







  • Setelah pekerjaan pasangan batu pengunci selesai, dipadatkan dengan mesin gilas
  • Lapis pengisi menggunakan sirtu dengan diameter maksimum 2 cm
  • Pemberian lapis pengisi dengan cara menghamparkan sirtu tebal 3 cm, dimasukkan kedalam sela-sela/rongga batu pokok dan batu pengunci dengan kayu/bambu. Setelah seluruh rongga terisi, dipadatkan lagi dengan mesin gilas
  • Pada bahu jalan perlu dibuat sub drainase untuk membuang air dibawah perkerasan dengan ukuran 20 x 30 cm setiap jarak 3 m
  • Saluran drainase dibuat bentuk trapesium dengan ukuran atas 50 cm, dalam 50 cm dan dasar 30 cm. Saluran air tidak perlu dibuat, jika kemiringan tanah diluar bahu jalan lebih dari 1% yang akan mengarahkan air keluar dari daerah jalan.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More